Senin, 13 Agustus 2018

Sultan Syarif Kasim II


Pada pembahasan kali ini, saya Danang Ardiansyach akan sedikit mengulas tentang biografi Sultan Syarif Kasim.
Sultan Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin atau yang sering dipanggil Sultan Syarif Kasim II adalah sultan ke 12 dari Kesultanan Siak. Beliau adalah anak dari Sultan Syarif Kasim I yang merupakan sultan ke 11 Kesultanan Siak hasil pernikahan dengan permaisuri Tengku Yuk, yang lahir di Siak Sri Indrapura, Riau pada 1 Desember 1893.

Beliau dinobatkan sebagai sultan pada usia 16 tahun menggantikan ayahnya Sultan Syarif Kasim I. Sultan Syarif Kasim II merupakan seorang pendukung perjuangan kemerdekaan bagian dari republik Indonesia, dan dia menyumbang harta kekayaannya sejumlah 13 juta gulden untuk Indonesia.
Dibawah kepemimpinan Sultan Syarif Kasim II, SIAK menjadi ancaman bagi Pemerintahan Hindia Belanda. Karena dia secara terang-terangan menunjukan penentangannya terhadap penjajahan Belanda. Dengan lantangnya, Sultan Syarif menolak Sri Ratu Belanda sebagai pemimpin tertinggi para raja di kepulauan Nusantara.
Sultan Syarif Kasim II menyadari pentingnya pendidikan sebagai tonggak bagi perubahan suatu kaum, mencoba mencerdaskan rakyat dengan mendirikan Hollands Inlandsche School (HIS) di Siak. Dia tidak hanya menyayangi rakyatnya dengan kata dan ungkapan, tetapi dengan perbuatan seperti mendirikan sekolah untuk mencerdaskan rakyatnya.
Selama memimpin, dia sangat menentang dan menolak kebijakan Belanda yang mewajibkan agar rakyat melakukan kerja rodi. Penentangan ini oleh pihak Belanda dianggap sebagai penolakan pribadi Sultan. Belanda tidak bisa menerima, Sultan Syarif Kasim II dianggap memberontak.
Untuk menumpas pemberontakan tersebut, Belanda mendatangkan bala bantuan di bawah pimpinan Letnan Leitser yang telah berpengalaman dalam Perang Aceh. Namun Leitser gagal mencegah pemberontakan tersebut.
Pada Oktober 1945, Sultan Syarif Kasim II membentuk Komite Nasional Indonesia (KNI) di Siak, yang dipimpin oleh Dr Tobing. Dia lalu membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan Barisan Pemuda Republik. Setelah badan-badan itu terbentuk, Sultan Syarif Kasim II mengadakan rapat umum di istana dan bendera Merah Putih dikibarkan pada rapat umum tersebut. Bersama rakyat Siak, Sultan berikrar untuk sehidup semati mempertahankan kemerdekaan RI.